DAFTAR
ISI
KATA
PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR
ISI................................................................................................... ii
BAB
I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
1.1 Latar
Belakang...................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah................................................................................. 1
1.3 Tujuan
penulisan................................................................................... 1
BAB
II LANDASAN TEORETIS................................................................ 2
2.1 Pengertian Syirik................................................................................... 2
BAB
III PEMBAHASAN.............................................................................. 3
3.1 Penggunaan Kata
Syirik....................................................................... 7
3.2 Hukum Syirik........................................................................................ 12
3.3 Perilaku-Perilaku
Syirik........................................................................ 13
3.4
Contoh Perilaku Orang yang Berbuat Syirik........................................ 18
3.5 Akibat Perbuatan Syirik........................................................................ 19
3.6 Hikmah Menghindari Perbuatan
Syirik................................................ 21
BAB
IV PENUTUP........................................................................................ 22
4.1
Kesimpulan............................................................................................. 22
4.2 Saran....................................................................................................... 22
DAFTAR
PUSTAKA.................................................................................... 23
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Zaman sekarang,
berkunjung ke dukun telah menjadi tren yang tidak tabu lagi di kalangan
masayarakat. Jika seseorang menginginkan sesuatu, ia pergi ke dukun untuk
mewujudkannya. Setelah itu akan ada perubahan-perubahan yang tampak dan
terwujud pulalah cita-citanya. Spontan dan instan. Karena keefektifan cara
tersebut, cara ini banyak diminati orang. Baik itu penjabat maupun masyarakat
kalangan bawah. Namun, bagaimanakah hukumnya menurut pandangan islam? Apakah
hasil yang efektif itu akan statis atau mempunyai batas waktu tertentu?
Efektifkah itu di mata Islam?
1.2 Rumusan
Masalah
- Apa pengertian syirik dalam Islam?
- Apa saja macam-macam syirik?
- Apa contoh perilaku orang yang berbuat syirik?
- Apa akibat perbuatan syirik?
- Apa hikmah menghindari perbuatan syirik?
1.3 Tujuan
Penulisan
- Mengetahui pengertian syirik
- Mengetahui macam-macam syirik
- Mengetahui contoh perilaku orang yang berbuat syirik
- Mengetahui akibat perbuatan syirik
- Mengetahui hikmah menghindari perbuatan syirik
BAB
II
LANDASAN
TEORETIS
2.1 Pengertian Syirik
Syirik secara bahasa : syirik
berasal dari bahasa arab isim dari
kata اشـرك – يشـرك – شـركا bercampur, bergabung, bersekutu
Syirik menurut istilah : Menjadikan sekutu bagi Allah, baik
dalam zat-Nya, sifat-Nya, perbuatan-Nya, maupun dalam ketaatan yang
seharusnya ditujukan hanya untuk Allah semata.
Hal ini sebagaimana keterangan ayat berikut :
إِنَّ
اللهَ لاَ يَغْفِرُ اَنْ يُّشْرِكَ بِهِ وَيَغْفِرُ مَأ دُونَ ذَلِكَ
sesungguhnya
Allah tidak akan mengampuni dosa mempersekutukannya, (syrik). Dan diamengampuni
Dosa selain syirik itu.
( Q.S. An-Nisa’ : 48 )
Disebut juga dalam Al-Qur'an surah
An-nisa ayat 36 berikut :
وَعْبُدُوا
اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
Dan
sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukannya dengan sesuatu apapun. ( Q.S. An-Nisa:36 )
Menurut Al Ashfahani : menggabungkan dua kepemilikan atau
adanya sesuatu yang dimiliki oleh dua orang atau lebih, baik berupa suatu zat
atau sifat.
Dapat diartikan bahwa : Syirik adalah
mempersekutukan Alllah swt baik dalam rububiyah-Nya maupun Uluhiyah-Nya.
2.2 Macam-Macam Syirik
Syirik terbagi dua :
1.
Syirik
Akbar (besar) : menyekutukan Allah dengan sesuatu menjadikan
bagi Allah sekutu.
syirik akbar yaitu perbuatan syirik yang mengakibatkan pelakunya keluar dari
agama islam, karena telah memalingkan keesaan Allah, dengan sesuatu yang lain.
Sebagian contohnya adalah taat dan patuh kepada makhluk melebihi
kepatuhannya kepada Allah swt. Mengenai hal ini Allah berfirman :
اِتَخدُوآاَحْبَارَهُمْ
وَرُهْبَانَهُمْ أَرْبَابًا مِنْ دُون الله وَالمَسِيحَ ابْنَ مَرْيَمْ ،
وَمَآأُمِرُوآ الاَّ لِيَعْبُدُوآإِلَهًاوَّاحْـدًا ، لاَ الَهَ إلاَّ هُوَ
شُبْحَنَهُ عَمَّا يُشْرِكُونَ
Mereka menjadikan orang-orang alim (
yahudi ) , dan rahib-rahibnya (nasrani ) sebagai tuhan selain Allah, dan ( juga
) Al-Masih putra maryam; padahal mereka hanya disuruh menyembah tuhan yang maha
esa; tidak ada tuhan selain dia. Mahasuci dia dari apa yang mereka persekutukan
. (Q.S. at-Taubah : 31 )
Syirik akbar dibagi menjadi dua,
Pertama,
yaitu Zahirun Jali (tampak nyata), yakni perbuatan kepada tuhan-tuhan
selain Allah atau baik tuhan yang berbentuk berhala, binatang, bulan, matahari,
batu, gunung, pohon besar, sapi, ular, manusia dan sebagainya. Demikian pula
menyembah makhluk-makhluk ghaib seperti setan, jin dan malaikat.
Kedua,
yaitu syirik akbar Bathinun Khafi (tersembunyi) seperti meminta
pertolongan kepada orang yang telah meninggal. Setiap orang yang menaati
makhluk lain serta mengikuti selain dari apa yang telah disyariatkan oleh Allah
dan Rasul-Nya, berarti telah terjerumus kedalam lembah kemusyrikan. Firman
Allah SWT:
Artinya: “…dan jika kamu menuruti
mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik.” (QS.
Al-An’am: 121).
·
Syirik yang berkaitan dengan zat Allah atau
syirik yang berkaitan dengan RububiyahAllah (jenis
syirik ini di bedakan menjadi dua):
a.
Syirik dalam Ta’til (seperti syirik yang
dilakukan oleh Fir’aun dan orang-orang ateis
b.
Syirik yang dilakukan oleh orang-orang yang
menjadikan sembahan selain Allah swt.
·
Syirik yang berkaitan dengan ibadah kepada
Allah atau syirik yang berkaitan denganUluhiyyah Allah (jenis
syirik ini di bedakan menjadi empat)
a.
Syirik dalam berdo’a (berdo’a ditujukan
selaain kepda Allah)
b.
Syirik dalam niat ( keinginan atau kehendak
dalam beramal ditujukan selain kepada Allah)
c.
Syirik dalam ket’atan (taatnya seorang hamba
dalam perbuataan maksiat kepada Allah swt)
d.
Syirik dalam mahabbah (seorang hamba
mencintai makhluk seperti mencintai Allah)
2.
Syirik
Asghar (kecil) :
Yaitu perbuatan syiryk kecil tidak
langsung membatalkan nilai-nilai keimanan (akidah ) seorang muslim. Namun,
perbuatan tersebut mengantarkan seseorang pada syirik akbar. Ada dua
bentuk syirik kecil, yaitu sebagai berikut :
Dalam kumpulan fatwa dewan ulama
Arab Saudi dan dalam kitab Al Kawasyif Al jaliyah, Syirik kecil adalah :
Segala Sesuatu yang dilarang oleh
syara’ karena dapat mengantarkan dan menyebabkan kepada perbuatan syirik besar.
Syirik kecil menjadi dua :
1. Syirik kecil yang tampak ( dzahir ). syirik dzahir yaitu jika seorang
mengerjakan amal atau ibadah dengan riya, tidak ikhlas dalam melakukan
ibadah, atau bersumpah dengan menggunakan kalimat selain Allah. Diantara
perilaku yang mencerminkan syirik dzahir yaitu bersumpah atas nama
selain Allah.
2. Syirik kecil yang samar atau
tersembunyi ( khafi ).
syirik kecil khafi yaitu perbuatan yang kadang-kadang terjadi dalam
perkataan atau perbuatan manusia tanpa disadari bahwa itu syirik. contohnya,
perbuatan ibadah yag ingin dilihat atau dipuji orang lain, yang datangnya dalam
hati atau niat bukan karena Allah.
اَلاَ
أُخْبِرَكُمْ بما هوَ أَخْوَفُ عَليكُم مِنَ المَسِيحِ الدَجَّالِ ؟ فقلنا: بَلَى
يَارَسُلُل اللهِ ، فقال: ألشِّرْكُ الخَفِيُّ: ان يَقُومَ الرَّجُل فَيُصَلِّى
فَيُزَيِّنُ صَلاَتَهُ لمَا يَرى مِنْ نَظَرِ رَجُلٍ
"maukah kalian kuberi tahu
tentang perkara yang lebih aku takutkan atas kalian dari pada Dajjal ?? ",
"tentu
wahai rasulullah." jawab kami. Beliau berkata, "syirik
khafi (tersembunyi ), yaitu seorang lelaki yang mengerjakan sholat lalu
membaguskan sholatnya karena ia tahu ada orang yang sedang melihatnya. "
( H.R. Ibnu Majjah )
BAB III
PEMBAHASAN
Ada tiga sebab fundamental munculnya perilaku syirik, yaitu al-jahlu
(kebodohan), dhai’ful iiman (lemahnya iman), dan taqliid
(ikut-ikutan secara membabi-buta).
·
Al-jahlu sebab pertama perbuatan syirik.
Karenanya masyarakat sebelum datangnya Islam disebut dengan masyarakat
jahiliyah. Sebab, mereka tidak tahu mana yang benar dan mana yang salah. Dalam
kondisi yang penuh dengan kebodohan itu, orang-orang cendrung berbuat syirik.
Karenanya semakin jahiliyah suatu kaum, bisa dipastikan kecenderungan berbuat
syirik semakin kuat. Dan biasanya di tengah masyarakat jahiliyah para dukun
selalu menjadi rujukan utama. Mengapa? Sebab mereka bodoh, dan dengan
kobodohannya mereka tidak tahu bagaimana seharusnya mengatasi berbagai
persoalan yang mereka hadapi. Ujung-ujungnya para dukun sebagai narasumber yang
sangat mereka agungkan.
·
Penyebab
kedua perbuatan syirik adalah dhai’ful iimaan (lemahnya iman). Seorang
yang imannya lemah cenderung berbuat maksiat. Sebab, rasa takut kepada Allah
tidak kuat. Lemahnya rasa takut kepada Allah ini akan dimanfaatkan oleh hawa
nafsu untuk menguasai diri seseorang. Ketika seseorang dibimbing oleh hawa
nafsunya, maka tidak mustahil ia akan jatuh ke dalam perbuatan-perbuatan syirik
seperti memohon kepada pohonan besar karena ingin segera kaya, datang ke
kuburan para wali untuk minta pertolongan agar ia dipilih jadi presiden, atau
selalu merujuk kepada para dukun untuk suapaya penampilannya tetap memikat hati
orang banyak.
·
Taqliid sebab yang ketiga. Al-Qur’an selalu
menggambarkan bahwa orang-orang yang menyekutukan Allah selalu memberi alasan
mereka melakukan itu karena mengikuti jejak nenek moyang mereka. Allah
berfirman,“Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata,
‘Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah
menyuruh kami mengerjakannya.’ Katakanlah, ‘Sesungguhnya
Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.’ Mengapa kamu
mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?” (QS. Al-A’raf: 28).
3.1
Penggunaa Kata Syirik
Jika anda mendapat istilah syirik dalam buku aqidah
maka maksudnya bisa berarti syirik akbar atau syirik ashghar. Maka anda jangan
menghina orang-orang yang mendakwahkan tauhid bahwa mereka selalu menghukumi
segala sesuatu dengan syirik. Fahamilah setiap ungkapan pada tempatnya yang
tepat.
Oleh karena itu anda perlu mengetahui bahwa syirik dalam pengertian syar’I digunakan untuk tiga makna:
1. Menyakini
ada sekutu bagi Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dalam kekuasaan, rububiyah,
mencipta, memberi rizqi dan mengatur alam. Siapa yang meyakini bahwa ada orang
yang mengatur alam ini dan mengatur seluruh urusannya, maka ia telah
menyekutukan Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dalam rububiyah dan telah kafir
kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa. Dalil-dalil (argumen-argumen) yang
menunjukkan bathilnya keyakinan akan adanya dzat lain selain Allah Subhaanahu
Wa Ta'aalaa yang memiliki hak rububiyah sangat banyak dan begitu jelas, baik
dalil yang bisa kita saksikan dari alam ini maupun dalil sam’i (al Qur`an dan
as Sunnah). Diantaranya firman Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dalam surat Saba`
ayat 22:
Katakanlah:
“Serulah mereka yang kamu anggap (sebagai tuhan) selain Allah, mereka tidak
memiliki (kekuasaan) seberat zarrahpun di langit dan di bumi, dan mereka tidak
mempunyai suatu sahampun dalam (penciptaan) langit dan bumi dan sekali-kali
tidak ada di antara mereka yang menjadi pembantu bagi-Nya”.
Syirik jenis ini tidak terjadi pada
semua orang kafir di zaman Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam. Sebagian
mereka meyakini bahwa Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa adalah pencipta dan pengatur
alam. Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman:
Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: “Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?” Tentu mereka akan menjawab: “Allah”, maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar). (QS Al Ankabut: 61)
“Dan sesungguhnya jika kamu menanyakan kepada mereka: "Siapakah yang menurunkan air dari langit lalu menghidupkan dengan air itu bumi sesudah matinya?" Tentu mereka akan menjawab: "Allah". Katakanlah: "Segala puji bagi Allah", tetapi kebanyakan mereka tidak memahami (nya).” (QS Al Ankabut: 63)
2. Meyakini
adanya zat selain Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa yang bisa memberikan manfaat
atau madlarat, dzat ini merupakan perantara antara Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa
dan makhluk, maka sebahagian jenis ibadah ditujukan padanya. Inilah yang
dinamakan syirik dalam uluhiyyah. Syirik inilah yang banyak dilakukan oleh
orang-orang kafir Quraisy. Mereka mengatakan tentang sembahan mereka.
(mereka berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya”. (QS Az Zumar: 3)
Inilah keyakinan yang tersebar di kalangan mereka, sebagaimana friman Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dalam surat Ghafir ayat 12:
“Yang demikian itu adalah karena kamu kafir apabila Allah saja yang disembah. Dan kamu percaya apabila Allah dipersekutukan, maka putusan (sekarang ini) adalah pada Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar.”
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa menceritakan keadaan mereka dalam surat Shaad: 4-5
Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan (rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah seorang ahli sihir yang banyak berdusta”. Mengapa ia menjadikan tuhan-tuhan itu Tuhan Yang satu saja? Sesungguhnya ini benar-benar suatu hal yang sangat mengherankan.
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa menceritakan bahwa tauhid kepada Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa dan meninggalkan syirik adalah sebab diutusnya para rasul. Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman dalam surat Ar Ra`d ayat 36:
“Katakanlah: “Sesungguhnya aku
hanya diperintah untuk menyembah Allah dan tidak mempersekutukan sesuatupun
dengan Dia. Hanya kepada-Nya aku seru (manusia) dan hanya kepada-Nya aku
kembali”.
Syirik akan merosak dan menghapus semua amal dan hal ini berlaku pada seluruh umat. Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman dalam surat Az Zumar ayat 65:
Syirik akan merosak dan menghapus semua amal dan hal ini berlaku pada seluruh umat. Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman dalam surat Az Zumar ayat 65:
“Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: "Jika kamu mempersekutukan (Tuhan), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi.”
Oleh karena itu Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa memerintahkan (hamba-hamba Nya) untuk beribadah kepada Nya dan melarang menyekutukan (syirik kepada) Nya dalam banyak ayat:
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.” (QS An Nisaa` ayat 36)
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, (QS An Nahl ayat 36)
“Bukankah Aku telah memerintahkan kepadamu hai Bani Adam supaya kamu tidak menyembah syaitan? Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu”. dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus.” (QS Yasiin ayat 60-61)
3. Mempertimbangkan
(dapat perhatian, pujian dan lain-lain) dari selain Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa
dalam perkataan maupun perbuatan. Adapun mempertimbangkan perhatian atau pujian
dalam perbuatan seperti riya yang dilakukan oleh orang yang rajin ibadah,
misalnya ketika shalat, ia panjangkan berdiri, ruku’ dan sujudnya kemudian ia
tampakkan kekhusyu’annya di hadapan orang banyak, ketika ia puasa, ia tampakkan
bahwa dirinya sedang puasa, misalnya dengan mengatakan: “Apa anda tidak tahu
bahwa hari ini Senin (atau Kamis) ?” “Apa anda tidak puasa ?” Atau ia katakan:
“Hari ini saya undang anda untuk berbuka puasa bersama ?” Demikian pula haji
dan jihad. Ia pergi haji dan jihad tetapi tujuannya riya`.
Riyanya
orang-orang yang cinta dunia seperti orang yang angkuh dan sombong ketika
berjalan, memalingkan mukanya atau menggerakkan kendaraannya dengan gerakan khusus.
Riya` dengan teman atau orang yang berkunjung ke
rumahnya, seperti orang yang memaksakan diri meminta seorang ‘alim atau seorang
yang dikenal ahli ibadah untuk datang ke rumahnya agar dikatakan bahwa fulan
telah mengunjungi rumahnya, atau sebaliknya ia kunjungi mereka (orang-orang
‘alim dan ahli ibadah) agar dikatakan bahwa kami telah mengunjungi fulan atau
kami telah bertemu dengan ‘alim fulan dan yang lainnya.
Sedang riya dengan perkata yang dilakukan oleh
orang-orang ahli agama seperti orang yang memberikan nasehat di majlis-majlis,
kemudian ia menghafal hadits-hadits dan atsar-atsar khusus untuk acara-acara
tertentu agar bisa berbicara dan debat dengan orang-orang, sehingga tampak di
hadapan mereka bahwa ia memiliki pengetahuan tentang hal-hal tersebut, tampak
di hadapan mereka bahwa ia memiliki ilmu yang kuat dan perhatian yang besar
terhadap keadaan ulama-ulama salaf, tetapi ketika kita lihat di rumahnya
bersama keluarganya, ia adalah orang jauh dari keadaan tersebut. Contoh lain
adalah menggerak-gerakkan kedua bibir untuk berdzikir di hadapan orang banyak
dan menampakkan kemarahan terhadap kemunkaran di hadapan orang, tetapi ketika
ia berada di rumah ia tidak mengingkari atau lalai melakukan hal tersebut.
Semua perbuatan ini mengurangi kesempurnaan tauhid
dan ikhlas.
Sangat banyak dalil-dalil yang menunjukkan tercelanya perbuatan ini, diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Sa’id al Khudri, ia berkata: Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
.
“Maukah kalian saya beritahu tentang perbuatan yang bagi saya itu lebih saya takuti daripada Al Masih Ad Dajjal? Kami katakan: Ya,” Ia berkata: “Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Syirik khafiyy (yang tersembunyi) yaitu seseorang mengerjakan shalat kemudian ia perbaiki shalatnya karena ia mengetahui ada orang yang melihatnya.” (Menurut Syaikh Al Albani rahimahullah hadits ini hasan. Shahih Sunan Ibni Majah 2/310 hadits no 3389).
Sangat banyak dalil-dalil yang menunjukkan tercelanya perbuatan ini, diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh sahabat Abu Sa’id al Khudri, ia berkata: Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda:
.
“Maukah kalian saya beritahu tentang perbuatan yang bagi saya itu lebih saya takuti daripada Al Masih Ad Dajjal? Kami katakan: Ya,” Ia berkata: “Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: “Syirik khafiyy (yang tersembunyi) yaitu seseorang mengerjakan shalat kemudian ia perbaiki shalatnya karena ia mengetahui ada orang yang melihatnya.” (Menurut Syaikh Al Albani rahimahullah hadits ini hasan. Shahih Sunan Ibni Majah 2/310 hadits no 3389).
Rasulullah
shallallaahu 'alaihi wa sallam juga bersabda:
“Siapa yang memperdengarkan amalnya maka Allah
Subhaanahu Wa Ta'aalaa akan memperdengarkan (aibnya) dan siapa yang riya` maka
Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa akan akan menampakkan (aibnya pada hari Qiamat.”
3.2
Hukum Syirik
Syirik
adalah larangan Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa yang paling besar. Allah
Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman dalam surat An Nisaa` ayat 36:
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
“Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.”
Syirik juga merupakan perbuatan haram yang pertama (harus ditinggalkan). Allah Subhaanahu Wa Ta'aalaa berfirman dalam surat Al An’aam ayat 151:
قُلْ تَعَالَوْا أَتْلُ مَا حَرَّمَ رَبُّكُمْ عَلَيْكُمْ أَلاَّ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا وَلاَ تَقْتُلُوا أَوْلادَكُمْ مِنْ إِمْلاَقٍ نَحْنُ نَرْزُقُكُمْ وَإِيَّاهُمْ وَلاَ تَقْرَبُوا الْفَوَاحِشَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ وَلاَ تَقْتُلُوا النَّفْسَ الَّتِي حَرَّمَ اللَّهُ إِلاَّ بِالْحَقِّ ذَلِكُمْ وَصَّاكُمْ بِهِ لَعَلَّكُمْ تَعْقِلُونَ
“Katakanlah:
“Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh Tuhanmu, yaitu: janganlah
kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat baiklah terhadap kedua orang
ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan.
Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada mereka; dan janganlah kamu
mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun
yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah
(membunuhnya) melainkan dengan sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu
yang diperintahkan oleh Tuhanmu kepadamu supaya kamu memahami (nya).”
3.1 Perilaku-Perilaku
Syirik
Ada
beberapa perilaku atau perbuatan syirik yang sering terjadi di masyarakat.
antarnya sebagai berikut :
·
Sihir
adalah kejadian luar biasa (
khariqul 'adah ) yang sifatnya menipu dan disadari ilmu-ilmu hitam dengan
tujuan kejahatan. Mereka yang melakukan sihir atau mendatangi dukun untuk
menelakakan orang lain dengan cara guna-guna, tenung, santet, dan yang lainnya.
sihir haram hukumnya dilakukan karena meyakini selain Allah sebagai penolong.
Sebagaimana Rasulullah SAW bersabda :
انَّ
الرُّقى وَ التَّمَائِمُ وَالتِّوَالَةَ شِرْكٌ
sesungguhnya jampi-jampi, tamimah (
jimat-jimat ) , dan tiwalah (pelet, susuk, ajian pengasih dan sejenisnya)
termasuk syirik. (H.R.
Abu Daud dan Ibnu majjah)
مَنْ
عَقَدَعُقْدَةًثُمَّ نَفَتَ فِيْهَافَقَدْسَحَرَ٬وَمَنْ سَحَرَفَقَدْاَشْرَكَ
Artinya: “Barangsiapa yang
membuat suatu simpul kemudian dia meniupinya, maka sungguh ia telah menyihir.
Barangsiapa menyihir, sungguh ia telah berbuat syirik”. (HR. Nasa’i).
·
Meramal
Ucapan yang menyebutkan suatu peristiwa akan terjadi pada masa yang akan datang dengan dasar pada zhan ( perasangkaan ) dan petunjuk atau tanda-tanda yang bukan dari Allah. Perbuatan ini termasuk syirik karena masa depan sifatnya Ghaib. Meramal peristiwa-peristiwa yang masih ghaib juga termasuk perbuatan syirik karena percaya bahwa dukun/peramal itu lebih mengetahui dari Allah.
Rasulullah SAW bersabda:
مَنِ
اقْتَبَسَ شُعْبَةًمِنَ النُّجُوْمِ فَقَدِاقْتَبَسَ شُعْبَةًمِنَ السِّحْرِ
Artinya: “Barangsiapa yang
mempelajari salah sat ilmu perbintangan, maka ia telah mempelajari sihir”.
(HR. Abu Daud). Yamg dimaksud ilmu perbintangan dalam hadits ini bukanlah ilmu
perbintangan yang mempelajari tentang planet yang dalam ilmu pengetahuan
disebut astronomi.
·
Nusyrah
Nusyrah adalah pengobatan yang dilakukan terhadap orang yang diduga kemasukan jin atau terkena sihir dengan menggunakan kekuatan janji. Maksudnya kekuatan yang ditimbulkan dengan bantuan makhluk tertentu dengan suatu ikatan perjanjian.
·
Tanjim
(perbintangan)
Tanjim atau nujum merupakan suatu
upaya mengetahui sesuatu dengan mengikuti isyarat bintang-bintang. Tanjim
terbagi dalam dua bagian, yaitu :
1. penggunaan bintang dan benda-benda
angkasa sebagai petunjuk arah mata angin dan letak geografis, jenis ini
dibolehkan menurut ajaran islam. ilmu tentang hal ini disebut astronomi.
2. menjadikan keadaan bintang dan
beda-benda angkasa lainnya sebagai dasar ramalan untuk masalah gaib, seperti
menentukan jodoh, nasib, dan masa depan. ilmu tentang hal ini disebut Astrologi.
Adapun hukum mempercayai ilmu nujum ini hukumnya haram dan termasuk syirik.
·
Atiyarah
Atiyarah yaitu fenomena alam atau aktifitas
makhluk yang dihubungkan dengan terjadinya sesuatu. Di Masyarakat, sering ada
pendapat yang mengatakan jika ada kupu-kupu terbang dan masuk ke rumah
menandakan akan datang tamu. Begitu pula adanya suara burung gagak yang
disebutkan akan ada orang yang meninggal dunia. Selain itu, denyutan pada
anggota badan yang mengisyaratkan sesuatu.
·
Tamaim
( jimat )
Yaitu sesuatu yang dikalungkan di leher atau bagian dari tubuh seseorang yang bertujuan mendatangkan manfaat atau menolak kejahatan, dalam bahasa masyarakat disebut jimat.Memakai azimat termasuk perbuatan syirik karena mengandung unsur meminta atau mengharapkan sesuatu kepada kekuatan lain selain Allah. Sabda rasulullah SAW:
مَنْ
تَعَلَّقَ تَمِيْمَةًفَقَدْاَشْرَكَ
Artinya: “Barangsiapa
menggantungkan azimat, maka dia telah berbuat syirik”. (HR. Ahmad
·
Bersumpah dengan nama selain Allah
Sabda rasulullah
SAW:
وَمَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللّٰهِ
فَقَدْكَفَرَاَوْاَشْرَكَ
Artinya: “Dan barang siapa yang
bersumpah dengan selain nama Allah, maka dia telah kufur atau syirik”. (HR.
Tirmidzi)
·
Mantera
Mantera yaitu mengucapkan kata-kata
atau gumam-gumam yang dilakukan oleh orang jahiliyah dengan keyakinan, bahwa
kata-kata atau gumam-gumam itu dapat menolak kejahatan atau bala dengan bantuan
jin.
Sabda rasulullah
SAW:
اِنَّ الرُّقْىَوَالتَّمَاٮِٕمَ وَالتَّوَلَةَشِرْكٌ
Artinya: ”Sesungguhnya mantera,
azimat dan guna-guna itu adalah perbuatan syirik”. (HR. Ibnu Hibban).
·
Dukun dan tenung
Dukun ialah orang yang dapat
memberitahukan tentang hal-hal yang ghaib pada masa datang, atau memberitahukan
apa yang tersirat dalam naluri manusia. Adapun tukang tenung adalah nama lain
dari peramal atau dukun, atau orang-orang yang mengaku bahwa dirinya dapat
mengetahui dan melakukan hal-hal yang ghaib, baik dengan bantuan jin atau
setan, ataupun dengan membaca garis tangan. Dalam sebuah hadits diterangkan:
عَنْ
وَاٮِٔلَةَبْنِ الْاَسْقَعِ رَضِىَ اللّٰهُ عَنْهُ قاَلَ : سَمِعتُ رَسُوْلَ
اللّٰهِ صلى اللّٰهُ عليه وسلم يَقُوْلُ مَنْ اَتَى كَاهِنًافَسَأَلَهُ عَنْ
شَيْءٍحَجَبَتْ عَنْهُ التَّوْبَةُاَرْبَعِيْنَ لَيْلَةًفَاِنْ صَدَّقَهُ
بِمَاقَالَ كَفَرَ
Artinya: “Dari Wailah bin Asqa’i
ra berkata: aku mendengar Rasulullah SAW bersabda: Barangsiapa datang kepada
tukang tenung lalu menanyakan tentang sesuatu, maka terhalanglah tobatnya
selama empat puluh hari. Dan bila mempercayai perkataan tukang tenung itu, maka
kafirlah ia”. (HR. Thabrani).
·
Bernazar kepada selain Allah
Dalam masyarakat masih dijumpai
seseorang bernazar kepada selain Allah. Misalnya seseorang bernazar, “Jika aku
sembuh dari penyakit aku akan mengadakan sesajian ke makam wali”. Perbuatan
seperti itu adalah perbuatan yang sesat.
Firman Allah SWT:
Artinya: “Apa saja yang kamu
nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan maka sesungguhnya Allah
mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolongpun
baginya”. (QS. Al-Baqarah: 270)
·
Susuk
Susuk
merupakan suatu perbuatan syirik karena seolah-olah kita meminta bantuan
sesuatu yang lain dari Allah dan menganggap ada ssuatu yang lain yang lebih
berkuasa dari Allah swt.
·
Riya
Riya adalah beramal bukan karena
Allah, melainkan karena ingin dipuji atau dilihat orang. Riya termasuk syirik,
sebagaimana sabda Rasulullah SAW:
يَاءُاَخْوَفُ
مَااَخاَفُ عَلَيْكُمُ الشِّرْكَ الْاَصْغَرَفَسُٮِٔلَ عَنْهُ فَقَالَ الرِّ
Artinya: “Sesuatu yang amat aku
takuti yang akan menimpa kamu ialah syirik kecil. Nabi ditanya tentang hal ini,
maka beliau menjawab, ialah Riya”. (HR. Ahmad)
Menurut klasifikasi umum, syirik dibagi menjadi empat macam
yaitu:
- Syirku Al-‘Ilmi. Inilah syirik yang umumnya terjadi pada ilmuan. Mereka mengagungkan ilmu sebagai maha segalanya. Mereka tidak mempercayai pengetahuan yang diwahyukan Allah. Sebagai contoh mereka mengatakan bahwa manusia berasal dari kera.
- Syirku At-Tasarruf. Syirik jenis ini pada prinsipnya disadari atau tidak oleh pelakunya, menentang bahwa Allah Maha Kuasa dan segala kendali atas penghidupan manusia berada di tangan-Nya. Mereka percaya adanya “perantara” itu mempunyai kekuasaan. Contohnya adalah kepercayaan bahwa Nabi Isa anak Tuhan, percaya pada dukun, tukang sihir atau sejenisnya.
- Syirku Al- Ibadah. Inilah syirik yang menuhankan pikiran, ide-ide atau fantasi. Mereka hanya percaya pada fakta-fakta konkrit yang berasal dari pengalaman lahiriyah. Misalnya seorang atheis memuja ide pengingkaran terhadap berbagai bentuk kegiatan.
- Syirku Al-‘Addah. Ini adalah kepercayaan terhadap tahayul. Sebagai contoh percaya bahwa angka 13 itu adalah angka sial sehingga tidak mau menggunakan angka tersebut, menghubungkan kucing hitam dengan kejahatan, dan sebagainya.
3.4 Contoh
Perilaku Orang yang Berbuat Syirik
Pada masa
pemerintahan Fir’aun, dari kaum Fir’aun kita dapat menarik pelajaran bahwa yang
disebut syirik bukan hanya sikap seseorang yang mengagung-agungkan sesuatu dari
kalangan sesama makhluk, termasuk sesama manusia (kultus), tetapi syirik juga
meliputi sikap mengagung-agungkan diri sendiri kemudian menindas harkat dan
martabat sesama manusia, seperti tingkah diktator dan tiran. Sebagaimana firman
Allah SWT:
Artinya: “Dan ini sama sekali tidak dalam ‘kegagalan’
atau ‘keperkasaan’, melainkan justru dalam kehinaan yang lebih mendasar, karena
dia diperhamba oleh nefsunya sendiri untuk berkuasa dan menguasai orang lain.
Inilah keadaan Fir’aun yang kemudian mengalami hukum Tuhan yang tragis dan
dramatis, dan dia baru insyaf setelah malapetaka menimpa, namun sudah
terlambat.” (QS. Yunus: 90).
3.5 Akibat Perbuatan Syirik
Adapun akibat negatif yang ditimbulkan dari syirik, antara
lain:
- Sulit menerima kebenaran. Firman Allah SWT:
“Allah telah mengunci hati dan
pendengaran mereka, penglihatan mereka telah tertutup, dan mereka akan mendapat
adzab yang berat.”
(QS. Al-Baqarah: 7).
Hati orang-orang syirik tertutup
untuk menerima kebenaran baik yang datangnya dari Allah dan Rasul-Nya. Menurut
Ibnu Jarir, ketertutupan hati orang syirik itu lantaran dari sifat kesombongan
dan penentangannya terhadap kebenaran yang disampaikan kepadanya. Orang-orang
syirik yang mendustakan ayat-ayat Allah dideri peringatan atau tudak sama saja
bagi mereka, karena hati mereka buta.
2. Munculnya perasaan bimbang dan ragu.
Firman Allah SWT:
“Dalam hati mereka ada penyakit,
lalu Allah menambah penyakitnya itu, dan mereka mendapat adzab yang pedih,
karena mereka berdusta.”
(QS. Al-Baqarah: 10).
Menurut pendapat Ibnu Abbas,
penyakit hati orang syirik adalah perasaan bimbang dan ragu (syak),
kegoncangan batin seperti inilah yang menjadikan mereka merasa gelisah. Hatinya
tidak pernah tenang, merasa tidak puas dengan harta, jabatan yang mereka
miliki.
3. Hanya akan memperoleh kesenangan
sementara. Kesenangan hidup di dunia yang diperoleh orang-orang musyrik
sifatnya sementara, di akhirat kelah akan mendapatkan siksa yang pedih.
Meskipun ketika hidup di dunia mereka dalam keadaan miskin dan sengsara,
lebih-lebih jika mereka kaya, bagi mereka hal itu tetap merupakan keuntungan
dan kesenangan karena mereka mengikuti hawa nafsunya.
- Amalan dan harta yang yang dinafkahkan sia-sia. Amalan yang dinafkahkan orang-orang musyrik adalah sia-sia (tidak diberi pahala oleh Allah), apa yang dimilikinya tidak akan dapat digunakan untuk menebus siksa di akhirat kelak, sebagaimana firman Allah SWT:
“Perumpaan harta yang mereka
infakkan di dalam kehidupan dunia ini, ibarat angin yang mengandung hawa sangat
dingin yang menimpa tanaman (milik) suatu kaum yang menzalimi diri sendiri,
lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menzalimi mereka, tetapi mereka yang
menzalimi diri sendiri.”
(QS. Ali Imran: 117).
5. Orang musyrik dinilai sebagai makhluk
terburuk. Allah menilai orang-orang musyrik dengan penilaian yang sangat
rendah. Orang-orang musyrik itu seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih
rendah dan sesat daripada binatang.
- Menjadi musuh Allah. Perbuatan musyrik menyebabkan murka Allah SWT, sebagaimana firman Allah:
Artinya: “…..maka sesungguhnya
Allah musuh bagi orang-orang kafir.” (QS. Al-Baqarah: 98).
7. Dijanjikan mendapat siksa neraka.
Allah menerangkan dalam firman-Nya:
“Pada hari itu ada wajah yang putih berseri,
dan ada pula wajah yang hitam muram. Adapun orang-orang yang berwajah hitan
muram (kepada mereka dikatakan), mengapa kamu syirik setelah beriman? Karena
itu rasakanlah adzab disebabkan kekafiranmu itu.” (QS. Ali Imran: 106)
3.5 Hikmah
Menghindari Perbuatan Syirik
Seseorang yang dapat membebaskan
dirinya dari perbuatan syirik memiliki pengaruh dalam kehidupan manusia secara
nyata, antara lain:
1. Mengangkat manusia ke derajat paling
tinggi dan mulia.
2. Mengalirkan rasa kesederhanaan dan
kesahajaan.
3. Membuat manusia menjadi suci dan
benar
4. Memunculkan kepercayaan yang teguh
dalam segala hal, tidak mempunyai hubungan khusus dengan siapapun atau apapun
yang menyebabkan rusaknya iman.
5. Tidak mudah putua asa dengan keadaan
yang dihadapi.
6. Menumbuhkan keberanian dalam diri
manusia. Dalam hubungan ini ada dua hal yang membuat manusia menjadi pengecut,
yaitu takut mati, dan pemikiran yang menyatakan bahwa ada orang lain selain
Allah yang dapat mencabut nyawanya.
7. Mengembangkan sikap cinta damai dan
keadilan, menghalau rasa cemburu, dengki, dan iri hati.
8. Menjadi taat dan patuh kepada
hukum-hukum Allah.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Syirik
yaitu kepercayaan terhadap suatu benda yang mempunyai kekuatan tertentu atau
juga mempercayai hal-hal selain Allah Swt. Orang yang mempercayai hal tersebut
dinamakan Musyrik. Sedangkan orang musyrik itu adalah orang yang
mempersekutukan.
Pengertian
Musyrik menurut istilah yaitu orang yang menyembah dan mengakui adanya Tuhan
selain Allah atau menyamakan sesuatu dengan Allah, baik Zat, Sifat, ataupun
perbuatan-Nya.
Sikap
syirik dapat merusak, bahkan dapat menggugurkan aqidah Islam. Oleh karena itu,
kita harus berhati-hati jangan sampai gerak hati, ucapan, dan perbuatan kita
terbawa kedalam kemusyrikan. Sebab ada syirik kecil dan syirik besar. Syirik
kecil dapat berubah menjadi syirik besar.
4.2 Saran
Setelah
mengetahui bagian-bagian syirik maka kita harus menjauhi perbuatan-perbuatan
yang mengarah ke syirik. Baik itu syirik kecil maupun syirik besar. Jika kita
mempunyai keinginan atau unek-unek,
luapkan semua itu kepada Allah swt. karena Dialah Tuhan yang Mahakuasa dan
Mahasempurna.
DAFTAR PUSTAKA
http://lathifashofi.wordpress.com/2011/05/10/makalah-syirik/
PENDAHULUAN tanggal 28 Februari 2013 pukul 13.20 WIB.
http://imanikhlas.blogspot.com/favicon.ico tanggal 28 Februari 2013 pukul 13.20 WIB.
http://www.forsanplus.com/2012/02/pengertian-dan-larangan-berbuat-syirik.html tanggal 28 Februari 2013 pukul 13.20 WIB.
http://id.wikipedia.org/apple-touch-icon.png tanggal 28 Februari 2013 pukul 13.20 WIB.
http://terapiruqyahsyariah.blogspot.com/favicon.ico tanggal 28 Februari 2013 pukul 13.20 WIB.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar