PENANGGALAN
MENURUT ADAT DAN BUDAYA ACEH
Makalah
diajukan untuk melengkapi tugas Mata
Kuliah Adat dan Budaya Aceh
disusun oleh
Nina Eka Putri : 1106102010041
Warrahmah : 0806102010055
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS
PENDIDIKAN DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS
SYIAH KUALA
DARUSSALAM,
BANDA ACEH
2013
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah. Puji syukur dipnjatkan
kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul Penanggalan Menurut Adat dan Budaya Aceh.
Makalah ini membahas tentang perhitungan, baik jam, hari, bulan maupun tahun
dan juga hal lain yang berkaitan dengan penanggalan. Makalah ini bertujuan
untuk menambah wawasan pembaca tentang adat dan budaya aceh, khususnya
penanggalan.
Terima kasih penulis
ucapkan kepada Bapak Harun, M.Pd. sebagai dosen pengasuh mata kuliah ABA, serta
pihak-pihak lain yang telah turut membantu dalam penulisan makalah ini.
Kemudian, penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan
pembuatan makalah ke depannya. semoga makalah ini bermanfaat.
23
Juli 2013
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
Umumnya, setiap daerah mempunyai
adat dan budaya. Adat dan budaya setiap daerah sangat bervariasi dan unik. Adat
dapat dikatakan sebagai kebiasaan yang dibiasakan, kemudian berubah menjadi
persyaratan, peraturan dan ketentuan yang melembaga dalam masyarakat (Umar,
2008:14). Kemudian, budaya adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk social yang digunakan untuk memahami dan menginterprestasikan
lingkungan dan pengalamannya serta menjadi landasan bagi tingkah lakunya (Suparlan,
2003:2). Jadi, adat dan buaday tersebut muncul karena dibiasakan dan dibuat
sesuai kesepakatan bersama. dalam masyarakat Aceh terdapat beragam-ragam adat
dan budaya. Setiap daerah atau desa memiliki adat dan budaya yang berbeda. Adat
dan budaya aceh, contohnya, adat perkawinan, panen padi, tatakrama makan,
tatakrama dalam pergaulan, penanggalan dan sebagainya. Dalam makalah ini akan
dibahas tentang penanggalan berdasarakan adat dan budaya aceh. Zaman dahulu,
masyarakat aceh memiliki ketentuan-ketentuan dalam melakukan sesuatu hal. Mulai
dari pukul hingga bulan. Ketentuan-ketentuan tersebut dijadikan masyarakat aceh
sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu kegiatan.
Namun, sekarang ini, seiring
perkemabangan zaman, ketentuan-ketentuan tersebut tidak digunakan lagi sebagai
pedoman dalam melakukan sesuatu. Sekarang orang telah memiliki kalender dan jam
sebagai acuan dalam melakukan aktivitas. Bagaimana system penanggalan
masyarakat aceh masa lalu? Bagaimana cara menghitung?
a.
Apakah yang dimaksud dengan penanggalan?
b.
Penanggalan apa sajakah yang terdapat
dalam masyarakat aceh?
c.
Bagaimana cara menghitung penanggalan?
a.
Untuk mengetahui tentang penanggalan
b.
Untuk mengetahui macam-macam penanggalan
c.
Untuk mengetahui cara menghitung
penanggalan
a.
Mengetahui pengertian penanggalan
b.
Mengetahui macam-macam penanggalan
c.
Mengetahui cara menghitung penanggalan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Penanggalan
Secara logika, penanggalan adalah sesuatu
hal mengenai penentuan tanggal. Penanggalan dalam masyarakat aceh umumnya sama
dengan penanggalan yang digunakan oleh orang Melayu dan orang islam lainnya.
Penanggalan tahun dipakai tahun kamariah yang lamanya sekitar 354 hari, dan
bulan serta hari yang digunakan untuk menentukan waktu, juga digunakan sama
seperti orang islam umumnya. Namun, nama bulan yang dipakai berbeda dengan nama
bulan yang biasa dipakai dalam bahasa Arab. Sebagian besar nama itu diambil
dari tradisi atau kebiasaan yang memang khusus untuk bulan-bulan tersebut (Hurgonje,
1985: 221). Ada juga sebagian yang berasal dari bahasa Arab, teta[pi diucapkan
dalam lafal Aceh.
2.2. Macam-macam Penanggalan
Ada
beberapa macam-macam penanggalan, sebagai berikut:
2.2.1. Perhitungan Waktu
a. Bulan
Untuk nama “bulan” disebut dengan
“buleun” yang didasarakan pada tahun qamariyah (lunar year), untuk setahun 12
bulan yang lamanya 354 hari karena ada bulan-bulan yang tidak samapi 30 hari
(Ismail, 2008:225).
Buleun merupakan nama “bulan” di
langit yang selalu memeberi cahaya terang, symbol inspirasi manusia, bahkan
sumber pedoman dalam menghitungpelaksanaan kegitaan kehidupan sehari-hari,
seperti menentukan pilihan, saat-saat perkawinan, pelaksaan kegiatan pertanian,
upacara peringatan keagamaan, turun ke laut atau sebagainya yang berhubungan
dengan lingkungan kehidupan
masyarakat aceh yang rata-rata bermata
pencaharian petani dan nelayan.
Buleun adalah symbol keindahan,
kesempurnaan, kemesraan, dan kecantikan sehingga sering digunakan dalam
masyarakat aceh untuk memeberi nama bagi anak gadisnya yang cantij dengan nama
“nyak buleun” (Ismail, 2008:226)
No.
|
Nama
Bulan Bahasa Arab
|
Nama
Bulan Bahasa Aceh
|
1.
|
Muharram
|
Asan-usén
(nama untuk memperigati Hasan dan husein pada tanggal 10 Muharram)
|
2.
|
Safar
|
Sapha
|
3.
|
Rabi’al-awwal
|
Mò’lot/
maulod phon/ rabi’oy away
|
4.
|
Rabi’al
akhir
|
Adòë
mò’lot/ maulod teungoh
|
5.
|
Jumada’l
awwal
|
Mò’lot
seuneulheuh/ maulod keuneulheuh/jamado away/madika phon(yang pertama bebas)
|
6.
|
Jumadi’l
akhir
|
Kanduri
bòh kayèë
|
7.
|
Rajab
|
Kanduri
apam
|
8.
|
Sya’ban
|
Kanduri
bu
|
9.
|
Ramadhan
|
Puasa
|
10.
|
Syawwal
|
Uròë
raya
|
11.
|
Du’l-qa’dah
|
Meu’apet(terjepit,
terkurung)
|
12.
|
Du’l-hidjah
|
haji
|
b. Nama
Hari
1. Aleuhat
2. Seunayan
3. Seulasa
4. Rabu
5. Hameh
6. Jeumeuah
7. Sabtu
c. Hari
yang 24 jam
Pembagian dimlai dari pagi:
1.
Ban beukah mata uroe
2.
Sigalah uroe
|
3.
Kira-kira pukul 6 pagi
4.
Kira-kira pukul7-7.30
|
5.
Watee bu
6.
Ploih meuneu’ue
7.
Peunab cot
8.
Cot
|
9.
Kira-kira pukul 9
10.
Kira-kira pukul 10
11.
Kira-kira pukul 11
12.
Kira-kira pukul 12 siang
|
13.
Reubah cot/leuho
14.
Peuteungahan leuho
15.
Akhe leuho
16.
Asa
17.
Peuteungahan asa
18.
Akhe asa
|
19.
Kira-kira pukul 12.30
20.
Kira-kira pukul 13.30-14.00
21.
Kira-kira pukul 15.00
22.
Kira-kira pukul 15.30
23.
Kira-kira pukul 16.30-17.00
24.
Kira-kira pukul 17.30
|
25.
Mugreb
26.
Isya
27.
Teungoh malam
28.
Suloih yang akhe
29.
Kukue mano’ siseun
30.
Kukkue mano’ rame
31.
Mureh (garis-garis fajar di ufuk)
|
32.
Kira-kira pukul 18.00
33.
Kira-kira pukul 19.30
34.
Kira-kira pukul 12 malam
35.
Kira-kira pukul 01.30-04.30
36.
Kira-kira pukul 03.00
37.
Kira-kira pukul 04.00-04.30
38.
Kira-kira pukul 5
|
2.2.1.1
Cara
Menghitung Penanggalan
tahun
dibagi menjadi 8 kelompok. Delapan tahun ini mempunyai huruf arab sendiri
(harah thon). Nilai huruf tersebut menjadi angka tahun. Urutan tersebut tidak
berubah-ubah.
Daur
8 tahun adalah sebagai berikut (hurgonje, 1985:224)
1. aléh
nilai angka = 1
2. hé = 5
3. jim = 3
4. zoe = 7
5. day
awah = 4
6. ba = 2
7. wee = 6
8. day
akhee = 4
Huruf
tersebut jika dilafalkan menjadi ah jizdabuda.
Cara memperoleh huruf suatu tahun
hijriah ialah: tahun bersagkutan dibagi 8 dan sisanya dihitung ke bawah menurut
urutan tahun seperti tercantum di atas, dimulai dari wee. Contoh, tahun 1309
dibagi 8 (=163 sisa 5) memberi sisa 5: dimulai dari wee ke bawah. lalu urutan
ke lima itu adalah jim. Kemudian jim dijadikan huruf untuk tahun itu.
Urutan huruf untuk bulan sebagai berikut:
1. Ø° = 7
2. ر = 2
3. ج = 3
4. Ù‡ = 5
5. Ùˆ =6
6. Ù¡ = 1
7. ب 2=
8. د 4=
9. Ù‡
5=
10. Ø° =7
11. ا =1
12. ج =5
Huruf
tersebut jika dilafalkan menjadi zabjih wa’ abdih za’ajen.
Misalnya:
kita ingin mengetahui hari pertama bulan puasa 1309 maka angka tahun itu
(jim=3) ditambahkan dengan bulan puasa (9) . urutan ke-9 ditempati oleh huruf
ha angka 5. Jadi 3+5= 8. Lalu dihitung mulai dari hari rabu. Kemudian kita
dapatkan bahwa hari pertama puasa hari rabu.
Contoh
lain, tahun 2013: 8= 251 lebih 5. Angka 5 yaitu angka dari huruf ha. Jadi,
huruf untuk tahun 2013 adalah ha. Kemudian, untuk mengetahui hari pertama di
bulan safar. Angka 3(ha)+2(urutan bulan)= 5. Lalu dihitung mulai dari hari
rabujadi hari pertama dimulai minggu (aleuhat).
Masyarakat
Aceh umumnya bermatapencaharian petani, seperti yang disebutkan dalam motto
adat (ismail, 2008:227):
Pang
ulee hareukat meugoe
Pang
ulee ibadat sembahyang
Kaya
meuh han meusampee
Kaya
padei meusamporeuna
Maksudnya,
pekerjaan utama adalah bertani, ibadat utama adalah salat. Kaya emas semacam
tak kecukupan, kaya padi menjadi kebanggaan.
Dalam
hubungan dengan pertanian, masyarakat Aceh memiliki aturan atau pedoman yang
disebut dengan keunong/keuneunong yang artinya tepat ramal/kena.
Keunong
itu ada 7 waktu/masa musim(Ismail, 2003:227 dan Hurgonje, 1998: 288):
1. keunong
dua ploh lee (23), kira-kira serupa dengan bulan januari
2. keunong
dua ploh sa (21), permulaan musem luah blang atau musim oranng tidak
mengerjakan sawah.
3. Keunong
sikureung blah(19)
4. Keunong
tujoh blah(17)>> kenduri laot
5. Keunong
limong blah(15), sudah ada yang mulai membajak, sedangkan di laut angin badai.
6. Keunong
lhee blah(13), musim membajak sawah
7. Keunong
siblah (11), musim menabur benih padi
8. Keunong
sikureung (9), menabur bibit
Keunong siblah tabu jareung-jareung
Keunong sikureung tabu beurata
9. Keunong
tujoh
10. Keunong
limong
11. Keunong
lhee
12. Keunong
sa, musem penghujan
13. Keunong
tanggile’, tidak dapat diamati, serupa dengan bulan November.
2.2.2.1 Rumus Dasar Perhitungan Keunong
Cara
menghitung keunong (Umar, 2008:119):
1. Bulan
Januari
dihitung bulan 1x2=2
25-2=23
Jadi, keunong…….23
2. Bulan
Februari
dihitung 2x2=4
25-4=21
Jadi,
keunong…….21
3. Bulan
maret
dihitung
bulan 3x2=6
25
25-6=19
Jadi,
keunong…….19
4. Bulan
april
dihitung
4x2=8
25-8= 17
Jadi, keunong…….17
5. Bulan
Mei
dihitung 5x2= 10
25-10=15
Jadi,
keunong…….15
6. Bulan
Juni
dihitung 6x2=12
25-12=13
Jadi,
keunong…….13
7. Bulan
Juli
dihitung 7x2=14
25-14=11
Jadi,
keunong…….11
8. Bulan
Agustus
dihitung 8x2=16
25-16=9
Jadi,
keunong…….16
9. Bulan
Sepetember
dihitung 9x2=18
25-18= 7
Jadi,
keunong…….7
10. Bulan
Oktober
dihitung 10x2=20
25-20=5
Jadi,
keunong…….5
11. Bulan
November
dihitung 11x2=22
25-22=3
Jadi,
keunong…….3
Jadi,
keunong…….3
12. Bulan
Desember
dihitung 12x2=24
25-24=1
Jadi,
keunong…….1
Dalam masyarakat Aceh terdapat sistem
penanggalan.yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu aktivitas.
System penanggalan ini berhubungan dengan kegiatan masyarakat setiap bulannya.
Penanggalan terbagi beberapa, salah satunya penanggalan waktu dan penanggalan
saat bertani. Mengenai penanggalan waktu, terbagi ke penanggalan hari, bulan,
dan tahun. Kemudian, mengenai keunong, ada terbagi ke 13 keunong dalam setahun.
Perhitungan keunong juga berdasarakan pada tahun qamariah.
Hurgonje, Snouck. 1985.Aceh. Jakarta: Yayasan Soko Guru
Ismail,
H. Badruzzaman. 2008. Sistem Budaya Adat
Aceh dalam Membangun Kesejahteraan. Banda Aceh: Majellis Adat Aceh
Umar,
Muhammad. 2008. Peradaban Aceh. EMTAS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar