Cari Blog Ini

Jumat, 25 April 2014

Penanggalan Menurut Adat dan Budaya Aceh (Makalah)



PENANGGALAN MENURUT ADAT DAN BUDAYA ACEH

Makalah

diajukan untuk melengkapi tugas Mata Kuliah Adat dan Budaya Aceh


disusun oleh

Nina Eka Putri                        : 1106102010041
Warrahmah                  : 0806102010055






PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS PENDIDIKAN DAN ILMU KEGURUAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2013



KATA  PENGANTAR


Alhamdulillah. Puji syukur dipnjatkan kehadirat Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul Penanggalan Menurut Adat dan Budaya Aceh. Makalah ini membahas tentang perhitungan, baik jam, hari, bulan maupun tahun dan juga hal lain yang berkaitan dengan penanggalan. Makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan pembaca tentang adat dan budaya aceh, khususnya penanggalan.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Harun, M.Pd. sebagai dosen pengasuh mata kuliah ABA, serta pihak-pihak lain yang telah turut membantu dalam penulisan makalah ini.
Kemudian, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi perbaikan pembuatan makalah ke depannya. semoga makalah ini bermanfaat.



                                                                                    23 Juli 2013
Penulis









DAFTAR ISI









BAB I

PENDAHULUAN


Umumnya, setiap daerah mempunyai adat dan budaya. Adat dan budaya setiap daerah sangat bervariasi dan unik. Adat dapat dikatakan sebagai kebiasaan yang dibiasakan, kemudian berubah menjadi persyaratan, peraturan dan ketentuan yang melembaga dalam masyarakat (Umar, 2008:14). Kemudian, budaya adalah keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang digunakan untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungan dan pengalamannya serta menjadi landasan bagi tingkah lakunya (Suparlan, 2003:2). Jadi, adat dan buaday tersebut muncul karena dibiasakan dan dibuat sesuai kesepakatan bersama. dalam masyarakat Aceh terdapat beragam-ragam adat dan budaya. Setiap daerah atau desa memiliki adat dan budaya yang berbeda. Adat dan budaya aceh, contohnya, adat perkawinan, panen padi, tatakrama makan, tatakrama dalam pergaulan, penanggalan dan sebagainya. Dalam makalah ini akan dibahas tentang penanggalan berdasarakan adat dan budaya aceh. Zaman dahulu, masyarakat aceh memiliki ketentuan-ketentuan dalam melakukan sesuatu hal. Mulai dari pukul hingga bulan. Ketentuan-ketentuan tersebut dijadikan masyarakat aceh sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu kegiatan.
Namun, sekarang ini, seiring perkemabangan zaman, ketentuan-ketentuan tersebut tidak digunakan lagi sebagai pedoman dalam melakukan sesuatu. Sekarang orang telah memiliki kalender dan jam sebagai acuan dalam melakukan aktivitas. Bagaimana system penanggalan masyarakat aceh masa lalu? Bagaimana cara menghitung?

a.       Apakah yang dimaksud dengan penanggalan?
b.      Penanggalan apa sajakah yang terdapat dalam masyarakat aceh?
c.       Bagaimana cara menghitung penanggalan?


a.       Untuk mengetahui tentang penanggalan
b.      Untuk mengetahui macam-macam penanggalan
c.       Untuk mengetahui cara menghitung penanggalan

a.       Mengetahui pengertian penanggalan
b.      Mengetahui macam-macam penanggalan
c.       Mengetahui cara menghitung penanggalan


BAB II PEMBAHASAN


2.1. Pengertian Penanggalan

     Secara logika, penanggalan adalah sesuatu hal mengenai penentuan tanggal. Penanggalan dalam masyarakat aceh umumnya sama dengan penanggalan yang digunakan oleh orang Melayu dan orang islam lainnya. Penanggalan tahun dipakai tahun kamariah yang lamanya sekitar 354 hari, dan bulan serta hari yang digunakan untuk menentukan waktu, juga digunakan sama seperti orang islam umumnya. Namun, nama bulan yang dipakai berbeda dengan nama bulan yang biasa dipakai dalam bahasa Arab. Sebagian besar nama itu diambil dari tradisi atau kebiasaan yang memang khusus untuk bulan-bulan tersebut (Hurgonje, 1985: 221). Ada juga sebagian yang berasal dari bahasa Arab, teta[pi diucapkan dalam lafal Aceh.

 

2.2. Macam-macam Penanggalan

            Ada beberapa macam-macam penanggalan, sebagai berikut:

2.2.1. Perhitungan Waktu

a.       Bulan
Untuk nama “bulan” disebut dengan “buleun” yang didasarakan pada tahun qamariyah (lunar year), untuk setahun 12 bulan yang lamanya 354 hari karena ada bulan-bulan yang tidak samapi 30 hari (Ismail, 2008:225).
Buleun merupakan nama “bulan” di langit yang selalu memeberi cahaya terang, symbol inspirasi manusia, bahkan sumber pedoman dalam menghitungpelaksanaan kegitaan kehidupan sehari-hari, seperti menentukan pilihan, saat-saat perkawinan, pelaksaan kegiatan pertanian, upacara peringatan keagamaan, turun ke laut atau sebagainya yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan

 masyarakat aceh yang rata-rata bermata pencaharian petani dan nelayan.
Buleun adalah symbol keindahan, kesempurnaan, kemesraan, dan kecantikan sehingga sering digunakan dalam masyarakat aceh untuk memeberi nama bagi anak gadisnya yang cantij dengan nama “nyak buleun” (Ismail, 2008:226)
No.
Nama Bulan Bahasa Arab
Nama Bulan Bahasa Aceh
1.       
Muharram
Asan-usén (nama untuk memperigati Hasan dan husein pada tanggal 10 Muharram)
2.       
Safar
Sapha
3.
Rabi’al-awwal
Mò’lot/ maulod phon/ rabi’oy away
4.
Rabi’al akhir
Adòë mò’lot/ maulod teungoh
5.
Jumada’l awwal
Mò’lot seuneulheuh/ maulod keuneulheuh/jamado away/madika phon(yang pertama bebas)
6.
Jumadi’l akhir
Kanduri bòh kayèë
7.
Rajab
Kanduri apam
8.
Sya’ban
Kanduri bu
9.
Ramadhan
Puasa
10.
Syawwal
Uròë raya
11.
Du’l-qa’dah
Meu’apet(terjepit, terkurung)
12.
Du’l-hidjah
haji

b.      Nama Hari
1.      Aleuhat
2.      Seunayan
3.      Seulasa
4.      Rabu
5.      Hameh
6.      Jeumeuah
7.      Sabtu

c.       Hari yang 24 jam
Pembagian dimlai dari pagi:
1.      Ban beukah mata uroe
2.      Sigalah uroe
3.      Kira-kira pukul 6 pagi
4.      Kira-kira pukul7-7.30
5.      Watee bu
6.      Ploih meuneu’ue
7.      Peunab cot
8.      Cot
9.      Kira-kira pukul 9
10.  Kira-kira pukul 10
11.  Kira-kira pukul 11
12.  Kira-kira pukul 12 siang
13.  Reubah cot/leuho
14.  Peuteungahan leuho
15.  Akhe leuho
16.  Asa
17.  Peuteungahan asa
18.  Akhe asa
19.  Kira-kira pukul 12.30
20.  Kira-kira pukul 13.30-14.00
21.  Kira-kira pukul 15.00
22.  Kira-kira pukul 15.30
23.  Kira-kira pukul 16.30-17.00
24.  Kira-kira pukul 17.30
25.  Mugreb
26.  Isya
27.  Teungoh malam
28.  Suloih yang akhe
29.  Kukue mano’ siseun
30.  Kukkue mano’ rame
31.  Mureh (garis-garis fajar di ufuk)
32.  Kira-kira pukul 18.00
33.  Kira-kira pukul 19.30
34.  Kira-kira pukul 12 malam
35.  Kira-kira pukul 01.30-04.30
36.  Kira-kira pukul 03.00
37.  Kira-kira pukul  04.00-04.30
38.  Kira-kira pukul 5


2.2.1.1              Cara Menghitung Penanggalan
tahun dibagi menjadi 8 kelompok. Delapan tahun ini mempunyai huruf arab sendiri (harah thon). Nilai huruf tersebut menjadi angka tahun. Urutan tersebut tidak berubah-ubah.
Daur 8 tahun adalah sebagai berikut (hurgonje, 1985:224)
1.      aléh            nilai angka       = 1
2.      hé                                      = 5
3.      jim                                     = 3
4.      zoe                                     = 7
5.      day awah                           = 4
6.      ba                                      = 2
7.      wee                                    = 6
8.      day akhee                          = 4
           
Huruf tersebut jika dilafalkan menjadi ah jizdabuda.
            Cara memperoleh huruf suatu tahun hijriah ialah: tahun bersagkutan dibagi 8 dan sisanya dihitung ke bawah menurut urutan tahun seperti tercantum di atas, dimulai dari wee. Contoh, tahun 1309 dibagi 8 (=163 sisa 5) memberi sisa 5: dimulai dari wee ke bawah. lalu urutan ke lima itu adalah jim. Kemudian jim dijadikan huruf untuk tahun itu.
 Urutan huruf untuk  bulan sebagai berikut:
1.      Ø°     = 7
2.      ر    = 2
3.      ج    = 3
4.      Ù‡     = 5
5.      Ùˆ    =6
6.      Ù¡    = 1
7.      ب   2=
8.      د     4=
9.      Ù‡      5=
10.  Ø°     =7
11.  ا     =1
12.  ج    =5
Huruf tersebut jika dilafalkan menjadi zabjih wa’ abdih za’ajen.
Misalnya: kita ingin mengetahui hari pertama bulan puasa 1309 maka angka tahun itu (jim=3) ditambahkan dengan bulan puasa (9) . urutan ke-9 ditempati oleh huruf ha angka 5. Jadi 3+5= 8. Lalu dihitung mulai dari hari rabu. Kemudian kita dapatkan bahwa hari pertama puasa hari rabu.
Contoh lain, tahun 2013: 8= 251 lebih 5. Angka 5 yaitu angka dari huruf ha. Jadi, huruf untuk tahun 2013 adalah ha. Kemudian, untuk mengetahui hari pertama di bulan safar. Angka 3(ha)+2(urutan bulan)= 5. Lalu dihitung mulai dari hari rabujadi hari pertama dimulai minggu (aleuhat).

Masyarakat Aceh umumnya bermatapencaharian petani, seperti yang disebutkan dalam motto adat (ismail, 2008:227):
Pang ulee hareukat meugoe
Pang ulee ibadat sembahyang
Kaya meuh han meusampee
Kaya padei meusamporeuna

Maksudnya, pekerjaan utama adalah bertani, ibadat utama adalah salat. Kaya emas semacam tak kecukupan, kaya padi menjadi kebanggaan.
Dalam hubungan dengan pertanian, masyarakat Aceh memiliki aturan atau pedoman yang disebut dengan keunong/keuneunong yang artinya tepat ramal/kena.
Keunong itu ada 7 waktu/masa musim(Ismail, 2003:227 dan Hurgonje, 1998: 288):
1.      keunong dua ploh lee (23), kira-kira serupa dengan bulan januari
2.      keunong dua ploh sa (21), permulaan musem luah blang atau musim oranng tidak mengerjakan sawah.
3.      Keunong sikureung blah(19)
4.      Keunong tujoh blah(17)>> kenduri laot
5.      Keunong limong blah(15), sudah ada yang mulai membajak, sedangkan di laut angin badai.
6.      Keunong lhee blah(13), musim membajak sawah
7.      Keunong siblah (11), musim menabur benih padi
8.      Keunong sikureung (9), menabur bibit
Keunong siblah tabu jareung-jareung
Keunong sikureung tabu beurata
9.      Keunong tujoh
10.  Keunong limong
11.  Keunong lhee
12.  Keunong sa, musem penghujan
13.  Keunong tanggile’, tidak dapat diamati, serupa dengan bulan November.

2.2.2.1  Rumus Dasar Perhitungan Keunong
Cara menghitung keunong (Umar, 2008:119):


1.      Bulan Januari
            dihitung bulan 1x2=2
            25-2=23
Jadi, keunong…….23
2.      Bulan Februari
dihitung 2x2=4
25-4=21
Jadi, keunong…….21
3.      Bulan maret
dihitung bulan 3x2=6
25
25-6=19
Jadi, keunong…….19
4.      Bulan april
dihitung 4x2=8
            25-8= 17
Jadi, keunong…….17
5.      Bulan Mei
dihitung 5x2= 10
25-10=15
Jadi, keunong…….15
6.      Bulan Juni
dihitung 6x2=12
25-12=13
Jadi, keunong…….13
7.      Bulan Juli
dihitung 7x2=14
25-14=11
Jadi, keunong…….11
8.      Bulan Agustus
dihitung 8x2=16
25-16=9
Jadi, keunong…….16
9.      Bulan Sepetember
dihitung 9x2=18
25-18= 7
Jadi, keunong…….7
10.  Bulan Oktober
dihitung 10x2=20
25-20=5
Jadi, keunong…….5
11.  Bulan November
dihitung 11x2=22
25-22=3
Jadi, keunong…….3

Jadi, keunong…….3
12.  Bulan Desember
dihitung 12x2=24
25-24=1
Jadi, keunong…….1


Dalam masyarakat Aceh terdapat sistem penanggalan.yang digunakan sebagai pedoman dalam melakukan suatu aktivitas. System penanggalan ini berhubungan dengan kegiatan masyarakat setiap bulannya. Penanggalan terbagi beberapa, salah satunya penanggalan waktu dan penanggalan saat bertani. Mengenai penanggalan waktu, terbagi ke penanggalan hari, bulan, dan tahun. Kemudian, mengenai keunong, ada terbagi ke 13 keunong dalam setahun. Perhitungan keunong juga berdasarakan pada tahun qamariah.


Hurgonje, Snouck. 1985.Aceh. Jakarta: Yayasan Soko Guru

Ismail, H. Badruzzaman. 2008. Sistem Budaya Adat Aceh dalam Membangun Kesejahteraan. Banda Aceh: Majellis Adat Aceh

Umar, Muhammad. 2008. Peradaban Aceh. EMTAS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar